Film Coto Vs Konro merupakan karya terbaru dari sutradara berbakat, Irham Acho Bahtiar, yang dikenal melalui penggarapan film-film bertema komedi dan kearifan lokal Indonesia Timur. Setelah sukses dengan film Mosonggi yang mengangkat budaya Sulawesi Tenggara, Irham kembali dengan karya yang mengusung tema dunia kuliner, khususnya dua hidangan khas Bugis Makassar: Coto dan Konro.

Film ini tidak hanya menyajikan drama komedi yang segar, tetapi juga menampilkan latar belakang kuliner yang kental dengan tradisi, serta menggambarkan perbedaan pandangan dalam mengolah resep yang sudah diwariskan turun-temurun. Dalam wawancara, Irham menjelaskan, “Saya ingin mengangkat tema-tema sederhana yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana hal-hal yang tampak sepele, seperti perbedaan resep makanan, bisa memicu perseteruan dalam dua keluarga yang memiliki pandangan berbeda, meskipun bahan utamanya sama, yaitu daging.”

Cerita Film

Film Coto Vs Konro mengisahkan dua keluarga yang saling bersaing melalui bisnis kuliner mereka. Ceritanya berawal dari Warung Coto Haji Matto, yang telah lama dikenal dengan resep Coto turun-temurun dari nenek moyang keluarga Haji Matto. Namun, kedamaian bisnis ini terganggu saat Daeng Sangkala (diperankan oleh Awaluddin Tahir) datang dengan tawaran yang menggiurkan. Ia ingin membeli warung Coto Haji Matto dan mengembangkannya menjadi jaringan waralaba besar. Namun, Haji Matto (diperankan oleh Luthfi Sato) yang idealis menolak tawaran tersebut dan lebih memilih untuk menjaga warung Coto-nya tetap sederhana dan berpegang pada tradisi.

Tidak terima dengan penolakan tersebut, Daeng Sangkala kemudian membuka restoran Konro Daeng Sangkala, yang berlokasi tepat di seberang warung Coto Haji Matto. Menggunakan strategi promosi yang agresif dan pelayanan maksimal, warung Konro milik Daeng Sangkala semakin menarik banyak pelanggan, termasuk beberapa pelanggan setia Haji Matto. Daeng Sangkala juga merekrut Rustam (diperankan oleh Pieter Ell), seorang manajer berpengalaman yang sedikit licik, untuk membantu mengembangkan bisnisnya.

Namun, perseteruan antara kedua warung ini semakin memanas. Situasi semakin rumit ketika hubungan antara kedua anak mereka, Rizal (diperankan oleh Adit Triyuda) dan Sara (diperankan oleh Nielam Amir), semakin dekat, meskipun orang tua mereka terus berselisih. Coto Vs Konro tidak hanya menyajikan ketegangan antara keluarga dan bisnis kuliner, tetapi juga menggabungkan elemen humor yang segar dan ceria.

Pemeran dan Talenta Lokal

Berbeda dengan kebanyakan film yang sering mengandalkan nama besar untuk menarik penonton, Coto Vs Konro menampilkan sejumlah talenta baru yang berasal dari Sulawesi, serta komedian-komedian yang sudah dikenal di dunia hiburan nasional, seperti Zakaribo, Musdalifah, Ichal Kate, Anjas Chambank, Adit Triyuda, Nielam Amir, Pieter Ell, dan penyanyi jebolan Akademi Dangdut, Aty Kodong.

Selain itu, penampilan dua pemeran utama, Luthfi Sato dan Almarhum Awaluddin Tahir, mendapat apresiasi karena kemampuan mereka membawa karakter yang kuat, membuktikan bahwa kualitas akting tidak terbatas pada pemain muda. Irham Acho Bahtiar juga menekankan pentingnya melibatkan talenta lokal dalam produksi film ini agar mereka dapat lebih dikenal di tingkat nasional.

Produksi dan Tanggal Tayang

Film ini diproduksi oleh Duta Cahaya Utama (DCU) bekerja sama dengan rumah produksi Rumah Semut Film. Proses syuting dilakukan selama sekitar 20 hari di Kota Makassar, dengan suasana yang autentik untuk menggambarkan kekayaan budaya kuliner khas Makassar. Film ini telah mendapat Surat Tanda Lolos Sensor (STLS) dari Lembaga Sensor Film (LSF) dengan kategori usia 13 tahun ke atas, yang menandakan bahwa film ini cocok untuk dinikmati oleh penonton muda maupun dewasa.

Coto Vs Konro dijadwalkan tayang pada 6 Februari 2025, dan diharapkan menjadi film yang sukses dengan daya tarik unik, terutama bagi mereka yang menyukai kuliner khas Indonesia. Irham berharap film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pesan inspiratif yang mudah dipahami oleh penonton, karena cerita yang diangkat sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan

Film Coto Vs Konro bukan hanya sebuah drama komedi tentang perseteruan dua keluarga, tetapi juga sebuah cerita yang menggambarkan nilai-nilai budaya kuliner Makassar. Dengan latar belakang dunia kuliner yang kaya dan cerita yang mengandung pesan moral tentang tradisi, keluarga, dan persaingan sehat, film ini menawarkan tontonan yang menghibur namun juga menyentuh hati. Setelah menonton film ini, para penonton pasti akan tergiur untuk mencicipi Coto dan Konro yang menjadi jantung dari kisah ini.

Sumber : Youtube

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours